Minta Penutupan Akses Jalan Sejahtera Ditinjau Ulang
SINGKAWANG - REPORTASE.ID, Ketua Dewan Pimpinan Cabang Persatuan Wartawan Republik Indonesia (DPC-PWRI) Kota Singkawang, Kalbar, Abdul Wahid, menyarankan kepada Pemkot Singkawang, utamanya Dinas Perhubungan Kota Singkawang agar membuka kembali akses Jalan Sejahtera atau jalan samping Vihara Tri Dharma Bumi Raya.
Ditutupnya jalan tersebut bertujuan untuk mengamankan Vihara sebagai situs bersejarah. Namun disisi lain, penutupan akses jalan tersebut, membuat para pedagang dan pemilik toko, merugi. Bahkan menurut informasi, sudah ada toko yang gulung tikar dan bangkrut.
"Penutupan terhadap jalan menuju situs sejarah kita dukung. Mengingat situs sejarah adalah milik kita bersama yang harus kita jaga dan kita lestarikan. Namun demikian, bilamana berdampak terhadap perekonomian masyarakat, mesti perlu ditinjau ulang, " ujar pria berjenggot ini, Kamis (05/10) pagi.
Biar sama sama bermanfaat, lebih bijak bila dilakukan regulasi dengan sistem buka tutup. Seperti contoh, jalan tersebut ditutup pada saat tanggal 1 imlek, tangal 15 imlek, perayaan imlek, festival Capgomeh, dan pada saat saat ada visitor lokal dan manca negara dan atau ketika ada tamu negara yang berkunjung ke vihara itu, kata Wahid.
Abdul Wahid menambahkan, bahwa dengan sistem seperti itu, tertanam rasa keadilan masyarakat, sesuai dengan sila ke-5 dari Pancasila " Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia". Harapannya, situs sejarah tetap terlindungi dan ekonomi warga tetap berjalan sebagaimana mestinya. ( Totok Sugiarto, Tim)
Ditutupnya jalan tersebut bertujuan untuk mengamankan Vihara sebagai situs bersejarah. Namun disisi lain, penutupan akses jalan tersebut, membuat para pedagang dan pemilik toko, merugi. Bahkan menurut informasi, sudah ada toko yang gulung tikar dan bangkrut.
"Penutupan terhadap jalan menuju situs sejarah kita dukung. Mengingat situs sejarah adalah milik kita bersama yang harus kita jaga dan kita lestarikan. Namun demikian, bilamana berdampak terhadap perekonomian masyarakat, mesti perlu ditinjau ulang, " ujar pria berjenggot ini, Kamis (05/10) pagi.
Biar sama sama bermanfaat, lebih bijak bila dilakukan regulasi dengan sistem buka tutup. Seperti contoh, jalan tersebut ditutup pada saat tanggal 1 imlek, tangal 15 imlek, perayaan imlek, festival Capgomeh, dan pada saat saat ada visitor lokal dan manca negara dan atau ketika ada tamu negara yang berkunjung ke vihara itu, kata Wahid.
Abdul Wahid menambahkan, bahwa dengan sistem seperti itu, tertanam rasa keadilan masyarakat, sesuai dengan sila ke-5 dari Pancasila " Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia". Harapannya, situs sejarah tetap terlindungi dan ekonomi warga tetap berjalan sebagaimana mestinya. ( Totok Sugiarto, Tim)
Post a Comment